SEKILAS INFO
: - Saturday, 01-11-2025
  • 3 detik yang lalu / Untuk menambahkan running text silahkan ke Dashboard > Sekilas Info

Kesan pertama saya masuk dalam halaman Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah SYAMSUL MA’ARIF (STIT –SYAM) adalah kekaguman. Gedung kelas berlantai 3, bangunan utama berbentuk minimalis. Minggu ini adalah awal masuk aktif kuliah semester 2. Hari pertama kuliah saya menerima lembaran dari ruang Tata Usaha (TU) berupa jadwal perkuliahan selama satu semester kedepan. Mata saya tertuju langsung pada hari terakhir perkuliahan, Jum’at jam 20.00 – 22.00 Jurnalistik 1 dan Jurnalistik 2.
Menerawang jauh kedepan pikiran saya, bathin saya pun berguman sendiri “wah menarik sekali mendalami lagi sebuah bidang yang menjadi salah satu impian saya”. Itulah yang tersirat kala itu. Lamunan saya buyar ketika TU menyerahkan from yang harus saya isi.
Tibalah hari yang saya nanti, Ju’mat pertama dengan mata kuliah Jurnalistik 1 dan Jurnalistik 2. Bapak Hasanuddin Hakam Mm selaku Redakdur Majalah STIT-SYAM sekaligus Ketua Yayasan STIT-SYAM membawakan materi.
Judul pertama Jurnalistik Quick itulah yang saya ingat. Beliau menjelaskan sebagai awal pengenalan dunia jurnalistik kepada kami semua yang ada di dalam ruangan termasuk saya yang masih awam dengan dunia Jurnalistik.
Yang paling menarik adalah ketika bapak Hasanuddin Hakam MM menceritakan pengalaman awal beliau masuk dunia Jurnalistik. Beliau menceritakan awalnya beliau mendapat tugas dari pimpinanya Koordinator ———-departemen (Kopartemen) Syarif Daroni mantan Wakil Walikota (Wawalikota) Bontang ketika bekerja di PT Pupuk Kaltim (PKT) untuk menerbitkan Majalah tentang PT PKT. Merasa tertantang atas kesempatan yang diberikan oleh pimpinannya Bapak pendiri STIT-SYAM ini menjanjikan 2 bulan majalah PT PKT akan terbit. Tentunya pak Hasanuddin Hakam MM pun mengajukan beberapa persyaratan pertama beliau meminta agar dikirm ke Jakarta, semua kebutuhan selama dijakarta ditanggung, dan tidak lupa uang saku dari perusahaan. Singkat cerita persyaratan beliau dipenuhi oleh perusahaan beliau bekerja dan beliau pun dikirim ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta beliau pun langsung menuju tempat kursus yang ditunjuk oleh perusahaan yang mengajarakan menjadi Jurnalistik.
Ditemui diwaktu yang berbeda tepatnya dikantor STIT-SYAM (10/03) beliau menceritakan selama mengikuti pelatihan tidak mendapat kesulitan yang berarti hanya beliau sempat tidak memahami karena materi yang diberikan dalam kelas pelatihan adalah kelas lanjutan. “Sayangnya kursus yang diberikan waktu itu ditujukan kepada wartawan senior, sedangkan saya yang dasar, saya salah masuk langsung diwartawan senior.” tutur beliau sambil tersenyum simpul.
“Awal pelajaran yang diberikan mendengarkan tayangan telivisi, oleh instruktur disuruh untuk menulis apa yang didengarkan dari siaran televise tadi, memang saya melihat kiri kanan saya adalah wartawan yang sudah jadi.” lanjutnya.
Hari pertama saya memang blank tidak berhasil menulis apa yang ditugaskan malam itu juga saya ketoko buku, saya borong saya pelajari, besok pagi ada pelajaran edit layout. Saya bisa mengikuti karena sudah mempelajari dari buku-buku, kata bapak Hasanuddin Hakam MM sembari bersandar di punggung kursi.
Beliau mengunjungi dua toko buku Gramedia dan toko buku Gunung Agung untuk memborong buku tentang semua yang berhubungan dengan dunia jurnalistik, makalah dan proposal.
“Selama saya di Jakarta saya merangkum buku-buku yang saya beli dan saya buat makalah. Dan lucunya sepulang dari Jakarta saya rangkum semua ilmu yang saya dapat, saya tulis kemudian saya power pointkan dan saya persentasikan di depan pimpinan Kopartemen saya pak Syarif Daroni dan para karyawan-karyawan hubungan masyarakat (Humas) PKT dan setelah itu diterbitkan bahkan setelah saya pensiun tambah bagus. Pungkas pensiunan PT PKT 9 tahun yang lalu.
Menurut bapak Hasanuddin Hakam MM, melihat dari rekam jejaknya sebagai pendiri Koperasi PKT. menjadi modal awalnya dipercaya untuk mendirikan majalah PT PKT. Didalam majalah itu berisi tentang kegiatan ibu-ibu Darma Wanita PKT, berita- berita lokal, perayaan ulang tahun PT PKT, kedatangan tamu-tamu PT PKT, berbagai kegiatan sosial PT PKT, tuturnya kepada wartawan majalah STIT-SYAM.
“Saya rasa bahwa kemampuan Jurnalistik ini penting bagi para mahasiswa, inilah maksud saya supaya maha siswa bisa menulis karena ada 4 keterampilan khusus yang harus diketahui dan dikuasai oleh mahasiswa STIT SYAM agar terhindar dari menganggur” ujarnya.
4 keterampilan khusus yang diberikan pelatihan muballigh, jurnalistik, kewirausahaan costumer service, dasar manajemen dan marketing.
Menarik bagi saya pengalaman bapak Hasanuddin Hakam MM ini, dan yang pasti saya mengambil kesimpulan bahwa dunia jurnalistik itu mudah asal berani action langsung terjun kelapangan, ulet dan pantang menyerah.
Terakhir kelas ditutup oleh redaktur pelaksana (editor,red) bapak martopan, beliau mengatakan jangan menganggap remeh mata kuliah jurnalistik karena akan menjadi saah satu penentu dalam kelulusan. Kurang lebih begitu ya saya pun ingat samar samar tak begitu jelas.
Kelaspun dibubarkan dengan catatan untuk diri saya sendiri membuat berita sebagai salah satu kewajiban redaksi berita. Karena saya mengajukan diri, hitung-hitung menambah pengalaman itulah yang tersirat dalam benak saya. Penulsi Tiwi Mahasiswa STIT Syamsul Ma’arif Bontang.

Data Kampus

STIT Syamsul Ma`arif Bontang

NSPTKI : 347446868

Gang Kerikil 8 Jl. Cut Nyak Dien No.108, Bontang Kuala
KEC. Bontang Utara
KAB. Bontang
PROV. Kalimantan Timur
KODE POS 75312
TELEPON 082157634932 / 081346440187
FAX -
EMAIL humas@stitsyambtg.ac.id

Pengumuman

Pemberitahuan Pengisian Edom Semester Genap 2023/2024

PENDAFTARAN COOPERATIVE EDUCATION PROGRAM (COOP) BATCH XXXVII TAHUN 2022 TELAH DIBUKA

Pengumuman Berkas Beasiswa Upz Pupuk Kaltim Tahun 2022

Maps Kampus